9/8/13

Penerapan SKN di Provinsi Kalimantan Barat



PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH

·         Visi
Visi merupakan cara pandang jauh kedepan tentang kemana Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat akan diarahkan dan apa yang akan dicapai. Dalam mengantisipasi tantangan kedepan menuju kondisi yang diinginkan, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat secara terus menerus mengembangkan peluang dan inovasi agar tetap eksis dan unggul dengan senantiasa mengupayakan perubahan ke arah perbaikan. Perubahan tersebut harus disusun dalam tahapan yang terencana, konsisten dan berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil (outcomes). Untuk memenuhi harapan diatas, maka Visi Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat adalah :

Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) Pada Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). Upaya Kesehatan Masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan masyarakat.

5/15/13

Penanganan Luka Tusuk di Anggota Badan



Tindakan pertolongan :
1.      Bersihkan tepi luka dari kotoran dengan cairan steril dan obat antiseptik.
2.      Kalau luka tidak dalam, siramlah dengan larutan hidrogen peroksida untuk menghentikan kegiatan kuman tetanus.
3.      Luka tusuk biasanya tidak memerlukan jahitan.
4.      Tutup luka tersebut dengan kasa steril yang kering dan beri balutan penekan.
5.      Bawa penderita ke rumah sakit untuk mendapatkan suntikan antitetanus dan antibiotika.

Sumber :

Mohamad, Kartono., 2008, Pertolongan Pertama, Percetakan Kanisius, Yogyakarta.

Patogenesis,Patofisiologi dan Manifestasi Klinis HIV AIDS



Patogenesis
Dasar utama patogenesis HIV adalah kurangnya jenis limposit T helper/induser yang mengandung marker CD 4 (sel T 4). Limfosit T 4 merupakan pusat dan sel utama yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam menginduksi fungsi-fungsi imunologik. Menurun atau hilangnya sistem imunitas seluler, terjadi karena HIV secara selektif menginfeksi sel yang berperan membentuk zat antibodi pada sistem kekebalan tersebut, yaitu sel lymfosit T4. Setelah HIV mengikat diri pada molekul CD 4, virus masuk kedalam target dan ia melepas bungkusnya kemudian dengan enzym reverse transcryptae ia merubah bentuk RNA agar dapat bergabung dengan DNA sel target. Selanjutnya sel yang berkembang biak akan mengundang bahan genetik virus. Infeksi HIV dengan demikian menjadi irreversibel dan berlangsung seumur hidup.

I. Penyakit Endemik dan Epidemiologinya di Indonesia



Beberapa jenis penyakit masih merupakan endemik di beberapa wilayah di Indonesia seperti demam berdarah dengue (DBD), demam tifoid, demam chikungunya, leptospirosis dan malaria.

Reaksi Hipersensitivitas tipe II



Reaksi Hipersensitivitas tipe II disebut juga reaksi sitotoksik atau sitolitik, terjadi karena dibentuk antibodi jenis IgG atau IgM terhadap antigen yang merupakan bagian sel penjamu. Reaksi diawali oleh reaksi antara antibodi dan determinan antigen yang merupakan bagian dari membran sel tergantung apakah komplemen asesori dan metabolisme sel dilibatkan.

3/29/13

Faktor Usia dan Penurunan Pendengaran



Faktor usia bisa menyebabkan terjadinya penurunan pendengaran. Biasanya dikenal dengan gangguan pendengaran pada geriatri (usia lanjut). Dimana proses degenerasi yang terjadi pada sel-sel rambut luar di bagian basal koklea sangat besar pengaruhnya dalam penurunan ambang pendengaran di usia lanjut.

I. Definisi dan Etiologi NIHL (Noise Induced Hearing Lose)



1.1  Definisi
     Merupakan gangguan pendengaran yang disebabkan akibat terpajan oleh bising yang cukup keras dalam jangka waktu yang cukup lama dan biasanya diakibatkan oleh bising lingkungan kerja.

I. Anatomi Telinga


                 Telinga terdiri atas telinga luar, telinga tengah atau cavum tympani dan telinga dalam atau labyrinth.

1.1  Telinga luar
Terdiri atas auricula dan meatus acusticus externus.
      Auricula mempunyai bentuk yang khas dan berfungsi mengumpulkan getaran udara. Auricula mempunyai otot intrinsik dan ekstrinsik, keduanya disarafi oleh N. Facialis.

I. Mimisan, Pilek (Rinitis) Dan Hidung Tersumbat



1.1 
Rinitis dan Hidung tersumbat
Pada umumnya pilek atau rinitis yang sering terjadi adalah akibat dari paparan alergen pada tubuh. Rininis yang diakibatkan oleh alergen disebut juga rinitis alergi.Rinitis alergi menurut WHO ARIA (Allergic Rhinitis and Its Impact on Asthma) tahun 2001 adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rhinorrhea , rasa gatal dan tersumbat, setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai IgE.

I. Anatomi Dan Fisiologi Organ Penghidu



1.1  Anatomi Hidung
Terdiri atas nasus externus (hidung luar) dan cavum nasi.

1.1.1 Nasus externus
            Mempunyai ujung yang bebas, yang dilekatkan ke dahi melalui radix nasi atau jembatan hidung, Lubang luar hidung adalah kedua nares atau lubang hidung. Setiap nasris dibatasi di lateral oleh ala nasi dan di medial oleh septum nasi.
            Rangka nasus externus dibentuk di atas oleh os nasale, processus frntalis ossis maxillares, dan pars nasalis ossis frontalis. Di bawah, rangka ini dibentuk oleh lempeng-lempeng tulang rawan, yaitu cartilago nasi superior dan inferior, dan cartilago septi nasi.

I. Penyakit Mata Dengan Penglihatan Menurun Perlahan Tanpa Mata Merah


                

1.1  Katarak
Setiap keadaan kekeruhan lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa terjadi akibat kedua-duanya. Kelainan sistemik yang dapat menimbulkan katarak adalah diabetes melitus, galaktosemi dan distrofi miotonik. Katarak juga merupakan salah satu penyakit degeneratif pada mata.

I. Retinopati Diabetik



Merupakan penyebab kebutaan paling sering yang ditemukan pada usia dewasa, antara 20-74 tahun. Pasien diabetes memiliki risiko 25 x lebih mudah mengalami kebutaan dibanding non diabetes. Retinopati diabetik juga merupakan salah satu penyakit degeneratif pada mata.


1/30/13

Skizofrenia


Etiologi

1.      Model Diatesis-Stres
Menurut model diatesis stres terhadap integrasi faktor biologis, psikososial dan lingkungan, seseorang mungkin memiliki kerentanan spesifik (diatesis) yang, bila diaktifkan oleh pengaruh yang penuh tekanan, memungkinkan timbulnya gejala skizofrenia. Pada model diatesis stres yang paling umum, diatesis atau stres dapat berupa stres biologis, lingkungan atau keduanya.

Delirium


1.      Pendahuluan
            Delirium merupakan sindrom, bukan suatu penyakit, dan memiliki banyak kausa, yang semuanya mengakibatkan pola gejala yang serupa berkaitan dengan tingkat kesadaran dan gangguan kognitif pasien. Delirium ditandai oleh gangguan kesadaran serta perubahan kognisi yang timbul dalam waktu singkat.

TIA (Transient Ischemik Attack)/ Serangan Iskemik Transien


Merupakan serangan-serangan defisit neurologik yang mendadak dan singkat akibat iskemia otak fokal yang cenderung membaik dengan kecepatan dan tingkat penyembuhan bervariasi tetapi biasanya dalam 24 jam. Serangan-serangan menimbulkan beragam gejala, tergantung pada lokasi jaringan otak yang terkena dan disebabkan oleh gangguan vaskular yang sama dengan yang menyebabkan stroke.TIA merupakan hal penting karena merupakan peringatan-peringatan dini akan kemungkinan infark serebrum di masa mendatang.

Konsep Biopsikososial


Konsep biopsikososial memberikan suatu gambaran yang menyeluruh tentang munculnya suatu kondisi sakit yang dihubungkan dengan faktor lingkungan dan stres yang terkait di dalamnya. Kondisi lingkungan, dalam hal ini dukungan sosial, dapat juga memberikan perbaikan kondisi. Salah satu contoh penerapan konsep tersebut adalah ilmu kedokteran jiwa.

Gangguan Orientasi, Bahasa dan Memori


Termasuk dalam gangguan mental dalam kognisi, yang termasuk selain ketiga itu antara lain gangguan konsentrasi/ perhatian, berhitung, visual-spatial fungsi eksekutif, abstraksi dan taraf intelegensi.