I. Definisi
Peradangan yang
mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup
bronkiolus repiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru
dan gangguan pertukaran gas setempat.
II. Patogenesis
Proses
patogenesis pneumonia terkait dengan 3 faktor yaitu keadaan (imunitas) inang,
mikroorganisme yang menyerang pasien dan lingkungan yang berinteraksi satu sama
lain.
Cara
terjadinya penularan berkaitan dengan jenis kuman, misalnya infeksi melalui
droplet sering disebabkan staphylococcus
pneumoniae, melalui slang infus oleh staphylococcus
aureus sedangkan infeksi pada pemakaian ventilator oleh P. Aeruginosa dan
Enterobacter.
III. Etiologi
Etiologi pneumoniae berbeda-beda pada berbagai tipe
pneumonia dan hal ini berdampak kepada obat yang akan diberikan. Mikroorganisme
penyebaba yang tersering adalah bakteri, yang jenisnya berbeda antar negara, di
luar RS (Rumah Sakit) dan di dalam RS, antar RS besar/tersier dengan RS yang
lebih kecil. Karena itu perlu diketahui dengan baik pola kuman suatu tempat.
Pada massa lalu terjadi perubahan pola mikrorganisme
peyebab ISNBA (Infeksi Saluran Napas Bawah Akut) akibat adanya perubahan
keadaaan pasien seperti gangguan kekebalan dan penyakit kronik, polusi
lingkungan dan penggunaan antibiotik yang tidak tepat hingga menimbulka
perubahan karakteristik kuman. Terjadilah peningkatan patogenesis/jenis kuman
terutama S. Aureus, B. Caterrhalis, H.
Influemzae dan Enterobacteriae
oleh adanya berbagai mekanisme. Juga dijumpai pada berbagai bakteri enterik
gram (-)
IV. Diagnosis
Penegakkan
diagnosis
Dibuat
dengan maksud pengarahan kepada pemberian terapi yaitu dengan cara mencakup
bentuk dan luas penyakit, tingkat berat penyakit dan perkiraan jenis kuman
penyebab infeksi. Dugaan mikroorganisme penyebab infeksi akan mengarah kepada
pemilihan terapi empiris antibiotik yang tepat.
Diagnosis
pneumonia didasarkan kepada riwayat penyakit yang lengkap, pemeriksaan fisik
yang teliti dan pemeriksaan penunjang. Dalam menegakkan diagnosis pneumonia
selain dapat dilakukan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang dapat juga dilakukan pemerikasaan lain yaitu pemeriksaan
laboratorium, pemeriksaan bakterioogik dan pemeriksaan khusus.
V. Klasifikasi
Klasifikasi pneumonia
berdasarkan inang dan lingkungan :
1.
Pneumonia komunitas
2.
Pneumonia nososkimal
3.
Pneumonia rekurens
4.
Pneumonia aspirasi
5.
Pneumonia pada gangguan imun
VI. Penatalaksanaan
Pada prinsipnya terapi
pemberian utama pnemonia adalah pemberian antibiotik (AB) tertentu terhadap
kuman tertentu pada suatu tipe dari ISNBA baik pneumonia ataupun bentuk lain
dan AB ini dimaksudkan sebagai terapi kausal terhadap kuman penyebab termaksud.
VII. Komplikasi
Dapat
terjadi kompliaksi pneumonia ekstrapulmoner, misalnya pada pneumonia
pneumokokkus dengan bakteremie dijumpai pada 10% kasus berupa meningitis,
arthritis, endokarditis, perikarditis, peritonitis dan empiema.
Terkadang dijumpai komplikasi ekstrapulmoner non
infeksius antara lain gagal ginjal, gagal jantung, emboli paru atau infark paru
dan infark miokard akut.
Sumber
:
Sudoyo, Aru W. dkk
(Editor). 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid 3 Ed 5. Jakarta : Interna Publishing
No comments:
Post a Comment