5/15/13

Reaksi Hipersensitivitas tipe II



Reaksi Hipersensitivitas tipe II disebut juga reaksi sitotoksik atau sitolitik, terjadi karena dibentuk antibodi jenis IgG atau IgM terhadap antigen yang merupakan bagian sel penjamu. Reaksi diawali oleh reaksi antara antibodi dan determinan antigen yang merupakan bagian dari membran sel tergantung apakah komplemen asesori dan metabolisme sel dilibatkan.

            Istilah sitolitik lebih tepat mengingat reaksi yang terjadi lisis bukan efek toksik. Antibodi tersebut dapat mengaktifkan sel yang memiliki reseptor Fcγ-R dan juga sel NK yang dapat berperan sebagai sel efektor dan menimbulkan kerusakan melalui ADCC. Reaksi tipe II dapat menunjukkan berbagai manifestasi klinik.
1.      Reaksi Transfusi
Sejumlah besar protein dan glikoprotein pada membran SDM disandi oleh berbagai gen. Bila darah individu golongan darah A mendapat tranfusi golongan B terjadi reaksi tranfusi, oleh karena anti B isoheglutinin berikatan dengan sel darah B yang menimbulkan kerusakan darah direk oleh hemolisis masif intravaskular. Reaksi dapat cepat atau lambat. Reaksi cepat biasanya disebabkan oleh inkompatibilitas golongan darah ABO yang dipacu oleh IgM. Sedangkan reaksi tranfusi yang lambat terjadi pada mereka yang pernah mendapat tranfusi berulang dengan darah yang kompatibel ABO namun inkompatibel dengan darah golongan lainnya.

2.      Penyakit hemolitik bayi baru lahir
Penyakit hemolitik bayi baru lahir ditimbulkan oleh inkompatibilitas Rh (Rhesus) dalam kehamilan, yaitu pada ibu dengan golongan darah Rh (-) dan janin dengan Rh (+)

3.      Anemia hemolitik
Antibiotika tertentu seperti penicsillin, sefalosporin dan streptomisin dapat diabsorbsi nonspesifik pada protein membran SDM (Sel Darah Merah) yang membentuk kompleks serupa kompleks molekul hapten pembawa. Pada beberapa penderita, kompleks membentuk antibodi (Ab) yang selanjutnya mengikat obat pada SDM dan dengan bantuan komplemen menimbulkan lisis dengan anemia progresif.

Sumber :
Bratawijaya, KG dan Iris Rengganis., 2012,Imunologi Dasar, Ed ke-10, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

No comments:

Post a Comment