1.
Gangguan orientasi
Orientasi adalah
kemampuan individu untuk mengenali objek/situasi sebagaimana adanya. Dibedakan
atas orientasi personal/orang, yaitu kemampuan untuk mengenali orang yang sudah
dikenalnya. Orientasi ruang/ spatial, yaitu kemampuan individu untuk mengenali
tempat dimana ia berada. Orientasi waktu yaitu kemampuan individu untuk
mengenali secara tepat waktu dimana individu berada. Gangguan orientasi sering
terjadi pada kerusakan organik di otak. Bila orientasi pasien terganggu, hal
ini dapat merupakan petunjuk bahwa memori jangka pendeknya mungkin terganggu.
2.
Gangguan bahasa
•
gangguan multimodalitas bahasa : Afasia adalah
gangguan bahasa yang meliputi semua modalitas yaitu berbicara, menyimak,
menulis dan membaca. Tidak ada afasia yang salah satu modalitasnya masih
sempurna. Biasanya semua terkena, hanya yang satu lebih berat daripada yang
lain.
•
gangguan modalitas tunggal : Sering dijumpai
pasien tidak dapat berbicara dan menyimak bahasa, tetapi masih dapat menulis
dan membaca. Pasien ini menderita agnosia auditif. Sebaliknya pasien yang
menderita apraksia tidak mampu menulis, tetapi mampu berbicara.
•
gangguan "berpikir" : Penggunaan
bahasa yang tidak benar dapat juga disebabkan oleh gangguan cara berpikir dan
salah menggunakan bahasa. Hal ini membedakan dari afasia, agnosia dan apraksia
yang disebabkan oleh gangguan modalitas bahasa. Contoh dari gangguan
"berpikir" adalah demensia, kusut pikir (confusion) dan kasus
psikiatrik.
3.
Gangguan memori
Memori merupakan
terminologi umum untuk status mental yang memungkinkan seseorang menyimpan
informasi untuk dipanggil kembali di kemudian hari.
a.
Amnesia
Umumnya
melukiskan defek pada fungsi memori. Rentang waktu amnesia dapat sesingkat
beberapa detik sampai selama beberapa tahun. Kejadian ini paling sering
dijumpai pasca trauma kepala, tapi dapat juga terjadi setelah jejas otak mayor
(misalnya strok). Namun juga dapat disebabkan faktor psikologis misalnya pada
gangguan stress pasca trauma.
1. Amnesia
anterograd dan retrograd
Contoh dari amnesia adalah amnesia anterograd dan retrograd. Ketidakmampuan mempelajari materi baru setelah jejas otak disebut amnesia anterograd. Amnesia retrograd berarti amnesia terhadap kejadian sebelum terjadi jejas atau insult otak.
Contoh dari amnesia adalah amnesia anterograd dan retrograd. Ketidakmampuan mempelajari materi baru setelah jejas otak disebut amnesia anterograd. Amnesia retrograd berarti amnesia terhadap kejadian sebelum terjadi jejas atau insult otak.
2. Amnesia
psikogenik
Dalam hal ini pasien memblok suatu kurun waktu. Pasien ini tidak menunjukkan defisit memori baru; ia dapat mempelajari item baru sewaktu periode amesia dan setelah periode amnesia berlalu dan tidak menderita defek pada memori jangka panjang dan pendek (recent) bila di tes. Hilangnya memori yang berdasarkan keadaan psikologis mengakibatkan lubang-lubang pada memori terhadap kejadian sewaktu adanya amnesia.
Dalam hal ini pasien memblok suatu kurun waktu. Pasien ini tidak menunjukkan defisit memori baru; ia dapat mempelajari item baru sewaktu periode amesia dan setelah periode amnesia berlalu dan tidak menderita defek pada memori jangka panjang dan pendek (recent) bila di tes. Hilangnya memori yang berdasarkan keadaan psikologis mengakibatkan lubang-lubang pada memori terhadap kejadian sewaktu adanya amnesia.
b.
Paraamnesia
Sering
disebut sebagai ingatan palsu, yakni terjadinya distorsi ingatan dari
informasi/pengalaman yang sesungguhnya. Penyebab organiknya bisa ditimbulkan
akibat gangguan di otak misalnya demensia, sedangkan penyebab psikologiknya
dapat disebabkan oleh gangguan disosiasi.
Jenis paramnesia :
Jenis paramnesia :
1.
Konfabulasi:
adalah ingatan palsu yang muncul untuk mengisi kekosongan memori. Biasa terjadi
pada orang dengan demensia.
2.
Deja
Vu: adalah suatu ingatan palsu terhadap pengalaman baru. Individu merasa sangat
mengenali suatu situasi baru yang sesungguhnya belum pernah dikenalnya.
3.
Jamais Vu: adalah kebalikan dari Deja Vu,
yaitu merasa asing terhadap situasi yang justru pernah dialaminya.
4.
Hiperamnesia:
adalah ingatan yang mendalam dan berlebihan terhadap suatu pengalaman
5.
Screen
memory: adalah secara sadar menutupi ingatan akan pengalaman yang menyakitkan
atau traumatis dengan ingatan yang lebih dapat ditoleransi
6.
Letologika: adalah ketidakmampuan yang
bersifat sementara dalam menemukan kata kata yang tepat untuk mendeskripsikan
pengalamannya. Lazim terjadi pada proses penuaan atau pada stadium awal dari
demensi.
c.
Berdasarkan
rentang waktu
Berdasarkan
rentang waktu individu kehilangan daya ingatnya, dibedakan menjadi:
1.
Memori
segera (immediate memory): adalah
kemampuan mengingat peristiwa yang baru saja terjadi, yakni rentang waktu
beberapa detik sampai beberapa menit
2.
Memori
baru (recent memory): adalah ingatan terhadap
pengalaman/informasi yang terjadi dalam beberapa hari terakhir
3.
Memori
jangka menengah (recent past memory):
adalah ingatan terhadap peristiwa yang terjadi selama beberapa bulan yang lalu.
4.
Memori
jangka panjang: adalah ingatan terhadap peristiwa yang sudah lama terjadi
(bertahun tahun yang lalu)
Sumber :
Lumbantobing,
S.M., 2008, Neurologi Klinik, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
No comments:
Post a Comment