Etiologi
1. Model
Diatesis-Stres
Menurut model diatesis
stres terhadap integrasi faktor biologis, psikososial dan lingkungan, seseorang
mungkin memiliki kerentanan spesifik (diatesis) yang, bila diaktifkan oleh
pengaruh yang penuh tekanan, memungkinkan timbulnya gejala skizofrenia. Pada
model diatesis stres yang paling umum, diatesis atau stres dapat berupa stres
biologis, lingkungan atau keduanya.
2. Neurobiologi
Kausa skizofrenia belum
diketahui. Meski demikian dalam satu dekade belakangan, terdapat peningkatan
jumlah penelitian yang mengindikasikan adanya peran patofisiologis area otak
tertentu, termasuk sistem limbik, korteks frontal, serebelum dan ganglia
basalis. Pnecitraan otak manusia hidup dan pemeriksaan neuropatologi jaringan
otak postmortem menyatakan sistem limbik sebagai lokasi potensial proses
patologi primer pada setidaknya beberapa, bahkan mungkin sebagian besar, pasien
skizofrenik.
3. Faktor
genetik
Pada tahun 1930, studi
klasik mengenai genetika skizofrenia menunjukkan bahwa seseorang memiliki
kecenderungan menderita skizofrenia bila terdapat anggota keluarga yang
mengidap ganngguan tersebut dan kecenderungan seseorang mengalami skizofrenia
berkaitan dengan kedekatan hubungannya. Kembar monozigotik memiliki angka
kejadian bersama yang paling tinggi.
4. Faktor
psikososial
Jika skizofrenia
merupakan penyakit otak, maka penyakit ini mungkin sejalan dengan penyakit
organ lain (contohnya, infark miokardium dan diabetes) yang perjalanan
penyakitnya dipengaruhi stres psikososial. Klinisi sebaiknya mempertimbangkan
faktor psikososial yang memengaruhi skizofrenia.
Sumber
:
Sadock, Benjamin
James dan Virginia Alcott Sadock, M.D, 2010, Kaplan dan Sadock Buku Ajar
Psikiatri Klinis Ed. 2 , Profitasari; Tiara Mahatmi Nisa (alih bahasa),
Muttaqin,Husni; Retna Neary Elseria Sihombing (ed), EGC, Jakarta.
No comments:
Post a Comment