12/16/12

Farmakodinamik dan Farmakokinetik Dilantin atau Fenitoin


           Farmakodinamiknya ialah dengan mengubah konduktansi Na+,K+ dan Ca+,potensial membran dan konsentrasi asam amino dan neurotransmiter norepinefrin, asetilkolin dan asam gama aminobutirat (GABA).
            Penelitian pada neuron dalam kultur sel menunjukkan bahwa fenitoin memblokadae pelepasan berulang potensial aksi frekuensi tinggi yang bertahan lama. Efek ini terlihat pada konsentrasi terapeutik yang relevan.

                 Sebagai tambahan, fenitoin secara paradoks menyebabkan eksitasi pada beberapa saraf serebral. Reduksi permeabilitas kalsium, disertai inhibisi influks kalsium di sepanjang membran sel, dapat menjelaskan kemampuan fenitoin dalam menghambat berbagai proses sekresi yang dipicu kalsium, termasuk pelepasan hormon dan neurotransmiter. Rekaman potensial eksitatoris dan inhibitoris pascasinaptik menunjukkan bahwa fenitoin menurunkan pelepasan glutamat di sinaps dan meningkatkan pelepasan GABA. Pada konsentrasi terapeutik, kerja utama fenitoin adalah untuk memblokade kanal natrium dan menghambat pembentukan potensial aksi berulang yang cepat
Farmakokinetiknya ialah absorpsi fenitoin sangat bergantung pada formulasi bentuk dosis. Ukuran partikel dan zat aditif mempengaruhi jumlah absorpsi. Absorbsi natrium fenitoin dari saluran cerna pada sebagian besar pasien hampir sempurna, meskipun waktu untuk mencapai puncak berkisar antara 3-12 jam. Absorbsi setelah suntikan intramuskular tidak dapat diperkirakan dan dapat terjadi pengendapan obat dalam otot;cara ini tidak dianjurkan untuk fenitoin.

Sumber :
      Goodman dan Gilman., 2008, Dasar Farmakologi Terapi Ed 10 Vol 1, Tim Alih Bahasa Sekolah Farmasi ITB (alih bahasa), Hardman, Joel G; Limbird, Lee E (ed), EGC, Jakarta.

No comments:

Post a Comment